I. Anatomi
Nervus Fasialis
Nervus fasialis merupakan salah satu nervus kranialis yang berfungsi
untuk motorik sensorik somatik, dan aferen eferen visceral. Gambar berikut ini
memperlihatkan cabang nervus fasialis beserta otot yg dipersarafinya. Nervus
fasialis memiliki dua subdivisi, yang pertama adalah yang mempersarafi otot
ekspresi wajah kemudian yang kedua memiliki serat yang jauh lebih tipis yaitu
intermediate yang membawa aferen otonom, somatik, dan eferen otonom.1
Gambar 1. Divisi
nervus fasialis
Nervus fasialis mengandung 4 macam
serabut, yaitu: 3,4,5,6
- Serabut somato-motorik, yang mensarafi otot-otot wajah (kecuali m.levator palpebrae (N.III)), otot platisma, stilohioid, digastrikus bagian posterior dan stapedius di telinga tengah.
- Serabut visero-motorik (parasimpatis) yang datang dari nukleus salivarius superior. Serabut saraf ini mengurus glandula dan mukosa faring, palatum, rongga hidung, sinus paranasal, dan glandula submaksilar serta sublingual dan lakrimalis.
- Serabut visero-sensorik yang menghantar impuls dari alat pengecap di dua pertiga bagian depan lidah.
- Serabut somato-sensorik rasa nyeri (dan mungkin juga rasa suhu dan rasa raba dari sebagian daerah kulit dan mukosa yang disarafi oleh n.trigeminus. Daerah overlapping (disarafi oleh lebih dari satu saraf (tumpang tindih) ini terdapat di lidah, palatum, meatus akustikus eksterna dan bagian luar gendang telinga.
Tabel 1
Nervus fasialis1
Nama
|
Komponen
|
Asal
|
Fungsi
|
Saraf fasialis
|
Brankial eferen
|
Nukleus fasialis
|
Otot-otot ekspresi wajah: M.platisma,
m.stilohioideus, m.digastrikus
|
Saraf intermediat
|
Viseral eferen
|
Nukleus salivatorius superior
|
Nasal, lakrimal, kelenjar liur
(sublingual dan submandibular)
|
Viseral aferen spesial
|
Ganglion genikuli
|
Pengecapan 2/3 anterior lidah
|
|
Somatik aferen
|
Ganglion genikuli
|
Telinga luar, bagian kanalis
auditorius, permukaan luar membran timpani (sensibilitas)
|
II.
Nervus fasialis
Nukleus motorik terletak pada bagian ventrolateral tegmentum pontin
bawah dekat medula oblongata. Sewaktu di tegmentum pons, akson pertama motorik
berjalan dari arah sudut pontoserebelar dan muncul di depan nervus
vestibularis. Saraf intermediate muncul di antara saraf fasialis motorik dengan
vestibulokoklearis. 1
Nervus intermediate, nervus fasialis, dan nervus vestibulokoklearis
berjalan bersama ke lateral ke meatus akustikus internus. 1
Di dalam meatus akustikus internus, nervus fasialis dan intermediate berpisah
dengan nervus vestibulokoklearis. 1
Nervus fasialis berjalan ke lateral ke dalam kanalis fasialis kemudian
ke ganglion geniculatum. Pada ujung kanalis tersebut, nervus fasialis keluar
kranium melalui foramen stilomastoideus.1
Dari foramen tersebut, serat motorik menyebar ke wajah, beberapa
melewati glandula parotis. Nukleus motorik merupakan bagian dari arkus refleks
yakni refleks kornea dan refleks berkedip. Refleks kornea berasal dari membran
mukosa mata (aferen) dibawa melalui nervus V1 oftalmikus menuju ke nukleus
sensorik trigeminus utama. Di nukleus tersebut rangsang ditransmisikan ke
neuron yang berhubungan dengan nervus fasialis pada sisi yang sama. Bagian
eferen dari refleks tersebut berasal dari neuron eferen nervus fasialis.1
Refleks berkedip berasal dari mata (aferen) mengantarkan impuls optiknya
ke nukleus di tektobulbaris menyebabkan refleks berkedip jika cahaya terang.
Selain kedua refleks tersebut, impuls akustik yang berasal dari nervus
vestibulokoklearis mencapai nukleus dorsalis dan menghasilkan arkus refleks
berupa tegangan otot stapedius atau relaksasi. 1
Persarafan supranuklear dari nervus fasialis terletak pada kedua
hemisfer serebri untuk otot dahi, sedangkan otot wajah sisanya mendapat
persarafan dari girus presentralis kontralateral. 1
III. Nervus
Intermediate
Serat aferen gustatorius. Serat aferen pada gustatorik berasal dari ganglion
geniculatum yang berupa sel pseudounipolar dari ganglion spinalis, sebagian
lagi berasal dari papil lidah dua pertiga anterior. Serat aferen tersebut
berjalan bersama dengan nervus lingualis ( cabang nervus mandibulari V3) menuju
ke korda timpani kemudian ke ganglion geniculatum menjadi nervus intermedius
dan menuju ke nukleus solitarius. Nukleus tersebut menerima impuls dari nervus
glosofaringeal (sepertiga posterior lidah) dan nervus vagus (dari epiglotis).
Karena yang berperan dalam sistem pengecapan terdiri dari 3 saraf yang berbeda
maka kehilangan pengecapan total (ageusia) jarang terjadi. Dari nukleus
tersebut impuls dikirim ke talamus kontralateral (nukleus ventroposteromedial)
menuju ke regio presentralis korteks area 43 dan insula area 52.1
Serat somatik aferen. Serat somatik aferen berasal dari pinna, meatus
akustikus eksternus, dan gendang timpani. Serat berjalan menuju ganglion
geniculatum menuju nukleus sensorik nervus trigeminus. 1
Serat eferen sekretorik. Nervus intermedius terdiri dari serat parasimpatis yang berasal dari nukleus salivatorius
superior. Seratnya meninggalkan nukleus menuju ganglion geniculatum lanjut ke
ganglion pterigopalatina dan menuju glandula lakrimal serta mukosa nasal.
Sebagian lagi menuju
ganglion submandibula, lewat nervus lingualis. Ganglion submandibula
bertanggung jawab untuk sekresi glandula submandibularis dan sublingualis
berupa saliva. Aferen dari sistem ini berasal dari sistem nervus olfaktorius.
Glandula lakrimal menerima input dari hipotalamus (emosi). Hal ini mengakibatkan
jika mencium bau yang enak akan terjadi sekresi saliva. Dan jika emosi
meningkat atau sedih maka akan terjadi lakrimasi. 1
IV. Pemeriksaan
fisik neurologis
1.
Fungsi Motorik
-
Pada saat diam perhatikan : 9
Ø Asimetris muka (lipatan nasolabial)
Bila
asimetris (dari) muka jelas, maka hal ini disebabkan oleh kelumpuhan jenis
perifer. Dalam hal ini kerutan dahi menghilang, mata kurang dipejamkan, plika
nasolabialis mendatar dan sudut mulut menjadi lebih rendah. Pada kelumpuhan
jenis sentral (supranuklir) muka dapat simetris waktu istirahat, kelumpuhan
baru nyata bila penderita disuruh melakukan gerakan misalnya ; menyeringai.
Ø Gerakan-gerakan abnormal (tic fasialis, grimacing, kejang
tetanus/rhisus sardonicus, tremor dsbnya)3
Ø Ekspresi muka (Sedih, gembira, takut, seperti topeng)
-
Atas perintah: 9
1.
Mengangkat alis, bandingkan
kanan dan kiri
2.
Menutup mata sekuatnya
(perhatikan asimetris), kemudian pemeriksa mencoba membuka kedua mata tersebut
(bandingkan kekuatan kanan dan kiri)
3.
Memperlihatkan gigi
(asimetris)
4.
Bersiul dan mencucur
(asimetris/deviasi ujung bibir)
Pada penderita tak sadar dapat dilakukan dengan menekan sudut rahang
untuk melihat apakah terjadi menyeringai atau tidak
5.
Meniup sekuatnya (bandingkan
kekuatan udara dari pipi masing-masing)
6.
Menarik sudut mulut kebawah
(bandingkan konsistensi otot plastima kanan dan kiri). Pada kelemahan yang
ringan, kadang-kadang tes ini bisa untuk mendeteksi kelemahan saraf fasialis
pada stadium dini
- Gejala Chvostek
Gejala
Chvostek dibangkitkan dengan jalan mengetok N. VII. Ketokan dilakukan dibagian
depan telinga. Bila positif, ketokan ini menyebabkan kontraksi otot yang
disarafinya. Pada tetani didapatkan
gelaja Chvostek positif, tetapi ia dapat juga positif pada orang normal. Dasar gejala Chvostek
ialah bertambah pekanya nervus fasialis terhadap rangsang mekanik. 6
2.
Fungsi pengecapan
Kerusakan nervus VII, sebelum
percabangan khorda timpani, dapat menyebabkan ageusi (hilangnya pengecapan)
pada 2/3 lidah bagian depan. Untuk memeriksanya penderita disuruh menjulurkan lidah, kemudian kita taruh pada
lidahnya bubuk gula, kina, asam sitrat atau garam (hal ini dilakukan secra
bergiliran dan diselingi istirahat). Bila bubuk ditaruh, penderita tidak boleh
menarik lidahnya kedalam mulut, sebab bila lidah ditarik kedalam mulut, bubuk
akan tersebar melalui ludah ke bagian lainya, yaitu kesisi lidah lainnya atau
kebagian belakang lidah yang persarafannya diurus oleh saraf lain. Penderita
disuruh menyatakan pengecapan yang dirasakan dengan isyarat, misalnya 1 untuk
rasa manis, 2 untuk rasa pahit, 3 untuk rasa asin dan 4 untuk rasa asam. 6
3.
Produksi Kelenjar ludah
Dengan
anamnesis (mengunyah makanan di rongga mulut yang sehat) atau palpasi dengan
jari (selaput lendir rongga mulut yang terlibat gangguan akan terasa lebih kering/
sedikit dari pada yang sehat). 9
4.
Lainnya
1.
Stapedial refleks
Pemeriksa menempatkan ujung kedua stetoskop masing-masing pada telinga kanan dan kiri, kemudian dengan perlahan-lahan diafragma stetoskop diketuk dengan ujung jari. Bila ada kelumpuhan otot stapedius, maka penderita akan berusaha dengan cepat untuk melepaskan ujung stetoskop pada telinga yang terganggu (karena mendengar suara yang keras sekali). 9
Pemeriksa menempatkan ujung kedua stetoskop masing-masing pada telinga kanan dan kiri, kemudian dengan perlahan-lahan diafragma stetoskop diketuk dengan ujung jari. Bila ada kelumpuhan otot stapedius, maka penderita akan berusaha dengan cepat untuk melepaskan ujung stetoskop pada telinga yang terganggu (karena mendengar suara yang keras sekali). 9
2.
Tanda glabella
Ketukkan
dengan refleks hammer pada glabella akan menimbulkan refleks menutup mata
(berkedip) secara terus menerus (orang normal hanya berkedip 1-2 kali saja).
Positif pada penderita Parkinson.9
V. Klinis
patologis lesi nervus fasialis
Gangguan kontralateral dari traktus kortikonuklearis seperti infark
mengakibatkan otot dahi tetap utuh yang disebut dengan paralisis sentral.
Tetapi jika lesi terjadi di nukleus nervus fasialis maka semua otot fasial
ipsilateral lesi akan mengalami paralisis perifer.1
Lesi pada nukleus fasialis biasanya terjadi karena stroke atau tumor. Serabut
di serebelopontin dapat rusak akibat meningitis basalis, neuroma akustik,
meningioma, kelainan A.basilaris.6
Nukleus fasialis juga menerima impuls dari talamus yang mengarahkan
gerakan ekspresi emosional otot wajah. Selain itu juga berhubungan dengan
ganglia basalis. Jika bagian dari sistem piramidal ini yang terkena lesi maka
akan terjadi penurunan ekspresi wajah (hipomimia atau amimia) seperti pada
penyakit Parkinson, atau reaksi hiperkinetik yang menyebabkan spasme mimetik
fasial atau blefarospasme. Hubungan dengan talamus dan ganglia basalis tersebut
tidak diketahui secara terperinci.1
Bells palsi merupakan lesi idiopatik pada nervus fasialis yang terjadi
pada 25 dari 100.000 orang per tahunnya. Karakteristiknya berupa paresis flasid
dari semua otot wajah (termasuk otot dahi), tergantung lokasi lesinya. 1
Pemberian prednisolon 1mg/kg/ hari selama 5 hari menunjukkan perbaikan
klinis pada Bells palsi. Beberapa kasus penyembuhan sempurna tanpa defisit
neurologis. Beberapa di antaranya mengalami kontraktur pada wajah atau gerakan
abnormal asesorius (sinkinesia). Sinkinesia adalah otot otot tidak dapat
digerakkan satu persatu, selalu timbul gerakan bersama, misalnya jika disuruh
menutup mata maka sudut mulut pun terangkat, jika disuruh menggembungkan pipi
mata ikut merapat. Fenomena crocodile tears merupakan fenomena unik yang
terjadi di mana terjadinya lakrimasi involunter ketika pasien makan. Hal ini
dapat terjadi karena serat saraf yang tadinya menuju ke glandula salivatorius
mengalami degenerasi dan mengakibatkan berubahnya haluannya menuju ke glandula
lakrimal, sehingga impuls yang menginduksi saliva mengakibatkan terjadinya
lakrimasi. Kontraktur pada wajah dapat dilihat dengan plika nasolabial yang
lebih jelas pada sisi yang sakit akibat tertariknya otot.1,6
Lesi herpes zoster kutaneus otikus merupakan gangguan yang terjadi pada
serat somatik aferen nervus fasialis. Lesi herpes zoster juga dapat menyerang
ganglion geniculatum sehingga terjadi nyeri di telinga dan muka, serta paresis
fasialis (sindrom Ramsay Hunt).1,6
Lesi nervus fasialis dapat pula terjadi pada kanalis fasialis berupa
otitis media, mastoiditis, kolesteatom, fraktur tulang temporal. Tic fasialis
disebabkan oleh spasme otot fasialis.6
DAFTAR PUSTAKA
- Baehr, Frotscher. Duus Topical Diagnosis in Neurology: Anatomy, Fisiology, Sign, Simptom. Edisi 4. New York: Mc-Graw Hill companies. 2005;167-175.
- Netter. Atlas of Human Anatomy. Philadelpia: McGrawHill; 2005
- Mardjono, Sidharta. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat. 2000; 159-163.
- Soepardi, iskandar. Telinga Hidung Tenggorok Kepala leher. Edisi 5. Jakarta: FK UI. 2001;85-87.
- Higler. Boies Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: EGC.1997; 139-152.
- Tobing. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. Jakarta: FK UI. 2007; 55-60.
- Netter FH, Craig JA, Perkins J, Hansen JT, Koeppen BM. Atlas of Neuroanatomy and Neurophysiology. USA: ICON; 2002.
- Eyesthetica [homepage on the Internet]. USA: Eyesthetica; c2012 [cited 2013 Aug 23]. USA; [about 1 screen]. Available from: http://www.eyesthetica.com/storage/pictures/sd3-2.png?__SQUARESPACE_CACHEVERSION=1297885704339
- Juwono. Pemeriksaan Klinik neurologik Dalam Praktek. Jakarta: FK UI. 1996; 34-36.
- Hitcounter [homepage on the Internet]. Amber Munir; c2012 [ cited 2013 Aug 23]. Amber; Available from: http://cranialnerves-pathways.blogspot.com/
- Howshealth [homepage on the Internet]. USA: Your online doctor; c2009-12 [cited 2013 Aug 23]. USA; Available from: http://howshealth.com/ramsay-hunt-syndrome/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar