Minggu, 25 Januari 2015

PENDAKIAN ATAP SUMATERA

Tim Bantuan Medis Fakultas Kedokteran (TBM FK) lakukan pendakian atau dijuluki Pendakian Atap Sumatera. Diikuti 8 orang, gabungan dari 6 anggota TBM FK UR dan 2 partisipan. Tim berangkat menuju Desa Kresik Tuo, Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi untuk lakukan pendakian Gunung Kerinci dan Gunung Tujuh.
Dua minggu sebelum keberangkatan, tim dapat informasi bahwa gunung Kerinci sedang dalam masa penutupan, karena sedang dilakukannya proses Search and Rescue (SAR) terhadap salah satu pendaki yang dinyatakan hilang. Awalnya tim merasa kecewa, sebab rencana telah disusun, dan beberapa anggota tim telah ajukan cuti kerja di instansinya.
Berbekal keyakinan dan perlengkapan yang matang, akhirnya tim tetapkan berangkat. Sampai di Kabupaten Kerinci, tim segera menuju rumah guide atau pemandu yang telah dihubungi sebelumnya untuk memandu perjalanan. Tim kembali susun rencana perjalanan sembari istirahat sejenak di rumah guide yang berjarak kurang lebih 2 jam dari Desa Kresik Tuo—gerbang pendakian Gunung Kerinci.
Usai berunding akhirnya tim putuskan lakukan pendakian ke Gunung Tujuh terlebih dahulu, dan berharap bisa melobi pihak Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Tim kemudian bergabung bersama 3 orang dari Himalaya Universitas Islam Sumatra Utara (UISU) di pintu masuk Gunugn Tujuh. Perjalanan ke Gunung Tujuh dimulai pukul 21.10, lewati gerbang pendakian di Desa Pelompek, Kecamatan Ayu Aro, Kabupaten Kerinci. Total anggota yang ikut sekitar 11 orang, diantaranya Dr. Mardiansyah Kusuma, SP.Ok, Dr. Fakhruddin Alfan, Dr. Ridwan Baihaqi, Faisal Ananda, ST,MT, Sukamto, S.Ked, Randa Pratama, S.Ked, Sherly Asriani, Agus, Ebot, Jalkrik, dan Salim.
Tim tiba di puncak Gunung Tujuh, berada pada ketinggian 2100 meter diatas permukaan laut (mdpl) pukul 00.15. Lanjutkan perjalanan menuju danau, arah Gunung Tujuh lalui jalur sebuah turunan cukup curam dan dipenuhi akar pohon. Sekitar pukul 12 malam lewat, tim sampai di kawasan danau Gunung Tujuh pada ketinggian 1950 mdpl.

                                        Danau gunung tujuh bersama kawan-kawan mapala lain



                                                   Bermain sampan di danau gunung tujuh


Esoknya sunrise pertama dinikmati oleh tim. Jelajah danau dengan sampan milik nelayan yang sedang mencari ikan. Danau dikelilingi bukit, dan pohon rimbun buat suasana sempurna dinikmati dari atas sampan.
Usai itu tim menepi, packing barang guna turun dari Gunung Tujuh dan menuju Gunung Kerinci. Sebelum kemas barang, tim bersama guide kembali berunding untuk rencana perjalanan selanjutnya. Berdasarkan informasi yang diterima oleh guide dari pihak TNKS bahwa jalur pendakian menuju Gunung Kerinci belum bisa dilewati karena cuaca dan aktivitas gunung yang meningkat. Tim masih berusaha untuk dapatkan izin lanjutkan pendakian hingga mengutus 3 orang anggota turun menuju pintu Gunung Kerinci untuk dapat informasi secara lengkap dan jelas.
Sampai di pos Pendakian Gunung Kerinci, mereka dapat informasi bahwa pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah keluarkan edaran larangan mendaki Gunung Kerinci dengan alasan peningkatan aktivitas gunung menjadi siaga 2 berarti cukup berbahaya jika dilakukannya pendakian. Berdasarkan arahan yang diberikan guide, tim putuskan kembali menginap di danau selama satu malam lagi.
Pukul 10.30 pagi, tim kembali menuju tenda. Lakukan persiapan makan siang terakhir dan turun dari Gunung Tujuh. 3 jam lebih tim selesai berkemas. Kondisi turun tidak seberat mendaki, hanya habiskan 2 jam lamanya.
Setelah di kaki Gunung Tujuh, tim ingin lakukan perjalanan ke Gunung Talang di Solok. Guna obati rasa kecewa batalnya pendakian ke Gunung Kerinci. Butuh 5 jam dari Kabupaten Kerinci menuju Solok. Usai tukar informasi, tim dapatkan petunjuk untuk datangi Mapala Gempa Ummy di Solok pukul 00.30 malam.
Pukul 07.00 pagi tim lanjutkan pendakian ke Gunung Talang. Setiba di pos pendaftaran dapat informasi bahwa Gunung Talang sedang siaga 2, tidak diizinkan untuk mendaki dari BMKG.
Lama berunding, akhirnya bisa mendaki Gunung Talang dengan konsekuensi di luar tanggung jawab pos dengan pertimbangan pendakian tidak ada camp di puncak gunung. Di tengah pendakian cuaca makin memburuk dan hujan. maka diputuskan di cadas saja.

                                                          Pendakian gunung talang solok