BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kulit
merupakan organ yang penting bagi manusia karena memiliki fungsi antara lain
sebagai pelindung terhadap lingkungan disekitarnya dan mempertahankan suhu
tubuh. Komplikasi yang diakibatkan oleh kerusakan dan kehilangan jaringan kulit
dapat menimbulkan infeksi bakteri, kehilangan cairan tubuh, protein, energi,
serta kerusakan jaringan dibawahnya.1
Dalam menangani suatu luka akibat trauma atau penyakit, hasil yang
diharapkan adalah dapat mengembalikan integritas anatomi maupun fungsinya. Pada
kenyataannya tidak semua luka dapat menutup secara primer, karena kehilangan
kulitnya terlalu luas membutuhkan jaringan penutup untuk mengatasinya. Salah
satu pilihan untuk menutup luka tersebut adalah dengan melakukan tindakan skin graft.1
Skin graft adalah tindakan memindahkan sebagian atau seluruh tebalnya kulit
dari satu tempat ke tempat lain supaya hidup ditempat yang baru tersebut dan
dibutuhkann suplai darah baru (revaskularisasi) untuk menjamin kelangsungan
hidup kulit yang dipindahkan tersebut.
Skin graft sudah dilakukan oleh masyarakat Hindu Tilemaker Caste
lebih dari 2500-3000 tahun yang lampau. Pada saat itu skin graft dilakukan
untuk rekonstruksi hidung yang rusak akibat amputasi sebagai hukuman bagi para
pencuri. Pada abad ke 19 skin graft baru diperkenalkan didunia barat. Selama
100 tahun terakhir, alat dan metode yang digunakan mengalami banyak perubahan
dan perbaikan. Pada perkembangan awal terdapat beberapa nama yang berhubungan
dengan skin graft ini, Lawson (1870), Le fort (1872) dan Wolfe (1875)
memperkenalkan Full-Thickness Skin Graft
(FTSG) sedangkan Ollier (1872) dan Thiersch (1874) pertama kali melaporkan Split thickness skin graft (STSG).1
1.2 Batasan Masalah
Referat ini membahas tentang definisi, klasifikasi,
vaskularisasi,
kontraksi/pengkerutan, tehnik, cara perawatan dan penyebab kegagalan dari Skin
Graft.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Definisi
Skin graft adalah
tindakan memindahkan sebagian atau seluruh tebalnya kulit dari satu tempat ke
tempat lain supaya hidup ditempat yang baru tersebut dan dibutuhkann suplai
darah baru (revaskularisasi) untuk menjamin kelangsungan hidup kulit yang
dipindahkan tersebut.1,2,3
2.2 Anatomi
Ketebalan
dari kulit manusia berbeda-beda. Kelopak mata merupakan kulit paling tipis (0.5
mm) dan kulit paling tebal terdapat pada telapak kaki (> 5.0 mm).2 Epidermis
merupakan lapisan kulit paling luar. Lapisan pertama dari epidermis dibentuk
oleh sel mati dan tidak bereplikasi. Sel paling bawah, terdiri dari sel yang
dapat bereplikasi yang bertanggung jawab dalam proses penyembuhan luka dan
pigmentasi kulit.2
Dermis tepat berada dibawah lapisan
epidermis, dibentuk oleh kolagen dan lebih tebal dari lapisan epidermis. Pertemuan
atau batas antara dermis dan epidermis berbentuk irregular dan memiliki
tampilan seperti bukit. Susunan anatomi ini bertujuan untuk kekuatan kulit dan
mencegah cedera geser. Semua skin graft
harus mencakup setidaknya sebagian kecil dari lapisan dermis.2 Jaringan
subkutis, jaringan lemak subkutis dibawah dermis menyediakan bantalan pelindung
untuk kulit. Dasar dari folikel-folikel rambut dan kelenjar keringat, begitu
juga dengan beberapa nervus penting untuk sensasi tekan, berada pada jaringan
subkutis. Bagaimanapun jaringan subkutis tidak termasuk dalam skin graft, karena lemak dapat menggangu
transportasi nutrisi ke jaringan kulit diatasnya.2
2.3 Klasifikasi
Klasifikasi skin graft
berdasarkan1,2,3 :
1.
Asalnya
a.
Autograft : berasal dari individu yang sama (berasal
dari tubuh yang sama)
b.
Homograft :
berasal dari individu lain yang sama spesiesnya (berasal dari tubuh lain)
c.
Heterograft (Xenograft) : berasal dari makhluk lain yang berbeda spesies
2. Ketebalannya
a.
Split
thickness skin graft (STSG)
Graft
yang mengandung epidermis dan sebagian dermis. Tipe ini dibagi menjadi tiga
bagian :
1. Thin Split Thickness
Skin Graft atau sering disebut Thiersch atau Ollier- Thiersch graft yang berukuran 0,0008-0,012 mm yang terdiri
dari epidermis dan ¼ bagian lapisan dermis.
2. Intermediate (medium)
Split Thickness Graft yang berukuran 0,012-0,018 mm yang terdiri
dari epidermis dan ½ bagian lapisan dermis.
3. Thick Split Thickness
Skin Graft atau Three Quarter Thickness Graft yang berukuran 0,018-0,080 mm yang
terdiri dari epidermis dan ¾ bagian lapisan dermis.
b.
Full
Thickness Skin Graft (FTSG)
Graft
yang meliputi epidermis dan seluruh ketebalan dermis, sering disebut Wolfian graft
2.4 Vaskularisasi Skin Graft
Skin graft membutuhkan vaskularisasi yang cukup untuk dapat hidup, sebelum
terjadi hubungan erat dengan resepien dan setelah ada jalinan dengan resepien.
Setelah kulit dilepas dari donor akan berubah menjadi pucat oleh karena
terputus dari suplai pembuluh darah dimana terjadi kontraksi kapiler pada graft dan sel darah merah terperas
keluar. Setelah graft ditempelkan ke
resepien secara perlahan tampak perubahan warna graft menjadi pink seperti
ada sirkulasi kembali, hal ini terjadi akibatkan perpindahan pasif sel darah
merah yang bebas kedalam kapiler graft.
Efek kapiler terjadi selama 12 jam pertama.1,2
Nutrisi pada skin graft
dimulai dengan proses sirkulasi plasmatik dimana terjadi proses inhibisi plasma
atau serum dan oksigen kedalam graft.
Graft secara pasif menyerap nutrient
secara spons kemudian akan menjadi udem secara bertahap dan beratnya bertambah
hingga 40%
Setelah periode penyerapan nutrient, terjadi hubungan kapiler dari
resepien ke graft. Anastomosis
kapiler resipien dengan graft
(revaskularisasi) terjadi mulai 22 jam dan menetap 72 jam setelah penempelan graft
Revaskularisasi pada skin
graft merupakan kombinasi dari ke tiga proses dibawah ini, yaitu :
1.
Hubungan anastomosis langsung
antara graft dengan pembuluh darah
resipien disebut proses inokulasi.
2.
Pertumbuhan kedalam dari
pembuluh darah resipien ke dalam saluran endotel graft.
3.
Penetrasi pembuluh darah
resipien kedalam dermis dari graft
yang akan membentuk saluran endotel baru..
Revaskularisasi dari split thickness skin graft didaerah
resipien lebih cepat dibandingkan full
thickness skin graft oleh karena split
thickness skin graft lebih tipis sehingga masuknya pembuluh darah dari
resipien menempuh jatak yang lebih pendek.
Syarat-syarat skin graft yang baik yaitu :
1. Vaskularisasi resipien yang baik
2. Kontak yang akurat antara skin graft dengan resipien
3. Imobilisasi
2.5 Kontraksi Pada Skin Graft
Setelah
skin graft diangkat, terjadi
pengkerutan yang dikenal sebagai kontraksi primer. Pada full thickness skin graft terjadi pengkerutan sekitar 44%,
sedangkan pada split thickness skin graft
mengkerut 9-22% tergantung ketipisannya, makin tipis semakin sedikit terjadi
pengkerutan segera atau kontraksi primer. Kontraksi primer akan hilang dengan
sendirinya saat menjahit graft
tersebut pada resipien.
Kontraksi yang sebenarnya pada skin graft adalah pengkerutan yang
terjadi kemudian yang disebut dengan kontraksi sekunder dimana kontraksi yang
terjadi setelah proses revaskularisasi pada masa penyembuhan graft. Full thickness skin graft mengalami sedikit kontraksi sekunder
dibandingkan split thickness skin graft.
Kontraksi sekunder berlangsung sampai graft
matang kira-kira 3-6 bulan.1
2.6 Split
Thickness Skin Graft (STSG)
Split thickness skin graft merupakan tindakan yang definitif sebagai penutup defek yang
permanen atau hanya sebagai tindakan sementara sambil menunggu tindakan yang
definitif. Tindakan semnetara ini dimaksudkan untuk mengontrol, mengurangi
kemungkinanan terjadi infeksi dan menutup struktur vital yang kemungkinan nanti
dapat diganti dengan full thickness skin
graft atau skin flap untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik.1
Keuntungan :
-
Kemungkinan take lebih besar
-
Dapat dipakai untuk meutup defek yang
luas
-
Donor dapat diambil dari daerah tubuh
mana saja
-
Daerah donor dapat sembuh sendiri atau
epitelisasi
Kerugian :
-
Punya kecendrungan kontraksi lebih
besar
-
Punya kecendrungan terjadi perubahan
warna
-
Permukaan kulit mengkilat
-
Secara estetik kurang baik
Indikasi :
-
Menutup defek kulit yang luas
-
Dapat digunakan untuk penutupan
sementara dari defek
Kontra Indikasi :
-
Ukuran luka kecil yang dapat diperbaiki
dengan melakukan flap atau full thickness skin graft
2.7 Full
Thickness Skin Graft
Digunakan untuk menutup defek pada
wajah, leher, ketiak, volar manus atau menutup daerah yang diinginkan secara
estetik tidak terlalu jelek.1
Keuntungan :
-
Kecendrungan untuk menjadi
kontraksi lebih kecil
-
Kecendrungan untuk berubah
warna lebih kecil
-
Kecendrungan permukaan kulit
mengkilat lebih kecil
-
Secara estetik lebih baik dari split thickness skin graft
Kerugian :
-
Kemungkinan take lebih kecil
disbanding split thickness skin graft
-
Hanya dapat menutup defek yang
tidak terlalu luas
-
Donor harus dijahit atau
ditutup oleh split thickness skin graft
bila luka donor agak luas sehingga tidak dapat ditutup primer
-
Donor terbatas pada tempat
tertentu seperti inguinal, supraklavikula, retroaurikular
Indikasi :
-
Kehilangan jaringan yang tidak begitu luas
Kontra indikasi :
-
Tidak terdapat suplai darah
2.8 Tekhnik Mengerjakan Skin Graft
a. Split Thickness Skin Graft
Donor dapat diambil dari daerah mana
saja ditubuh seperti perut, dada, punggung, bokong, ekstermitas. Umumnya yang
sering dilakukan diambil dari paha. Untuk mengambil split thickness skin graft dilakukan dengan menggunakan :
1.
Pisau/ Blade
Yang biasa dipakai
mata pisau no:22 yang mempunyai keuntungan yaitu tajam, tipis dan rata.
2.
Pisau khusus
Ketebalan graft dapat diatur dan merata : Humby.
3.
Dermatome
Mempunyai kemampuan
mempertahankan jarak antara mata pisau dengan tebal kulit yang disayat :
dermatome tangan, dermatome listrik dan tekanan udara. Prinsip penggunaan
alat-alat diatas adalah menggerakkan pisau untuk memotong kulit agar
mendapatkan selapis kulit yang ketebalannya tergantung pada control dari
operator atau berdasarkan kalibrasi yang ada pada alat tersebut.1
b. Full Thickness Skin Graft
Defek yang ada dibuat patron dari
kasa atau karet sarung tangan bedah, kemudian dibuat desain pada daerah donor
sesuai dengan patron. Donor dapat diambil dari retroaurikuler, supraklavikula,
kelopak mata, perut, lipat paha/inguinal, lipat siku, lipat pergelangan volar.1
Dilakukan penyuntikan NaCl 0,9% atau
lidokain dicampur adrenalin 1 : 200.000 yang berguna untuk :
-
Meratakan permukaan kuli pada
daerah donor yang tidak rata
-
Membantu pemisahan lapisan
dermis dengan jarinagn lemak dibawahnya
-
Lapangan operasi relatif lebih
bersih dari perdarahan, membuat batas dermis
Dilakukan insisi sesuai desain sampai
sedalam dermis dengan menggunakan pisau no.15 atau no.10. Dilakukan pemisahan
dermis dengan subkutis dimana keadaaan kulit dalam keadaaan tegang dengan
bantuan countertraction dari asisten.
Setelah kulit didapat selanjutnya dilakukan pembuangan jarinagn lemak yang ikut
terangkat saat pengambilan graft.1
2.9 Penempelan Skin Graft
Teknik dasar penempelan split thickness skin graft dan full thickness skin graft adalah sama.
Sebelum penempelan graft, daerah
resipien harus dilakukan hemostasis dengan baik sehingga permukaan resipien
lebih bersih tidak ada perdarahan atau bekuan darah.
Dilakukan penjahitan interrupted
disekeliling graft dengan benang non
absorble 4-0 atau 5-0 yang biasanya menggunakan silk. Jahitan dimulai dari graft ke tepi luka resipien, dari suatu
yang lebih mobil ketempat yang lebih fixed. Diatas kulit ditutup tulle yang
dilapisi kasa lembab NaCl 0,9% dan selanjutnya dilapis dengan kasa steril
kering.
Dibuat beberapa lubang kecila
diatas skin graft untuk jalan keluar
yang kemudian dilakukan irigasi untuk membuang sisa bekuan darah di bawah graft dengan spuit berisi NaCl
0,9%.Untuk membantu keberhasilan tindakan, dilakukan balut tekan menggunakan perban
elastik sedangkan pada daerah yang tidak memungkinkan untuk dilapis perban
elastik seperti muka, leher maka untuk menjamin fiksasi dilakukan tie over. Tie
over adalah cara terbaik untuk fiksasi skin
graft, bila akan melakukan tie over saat menjahit tepi graft beberapa sisa simpul dibiarkan panjang untuk fiksasi.1
Defek daerah donor split thickness skin graft akan sembuh
snediri dimana terjadi proses epiteliasasi. Ini dimungkinkan oleh karena masih
ada unsur-unsur epitel didalam dermis seperti folikel rambut, kelenjer
keringat, kelenjer minyak atau sebasea. Luka donor pada split thickness skin graft ditutup tulle dan kasa steril kemudian
dibalut dengan perban elastik.
Defek daerah donor full thickness skin graft dengan
melakukan undermining pada tepi luka dan sedapatnya ditutup primer tanpa
ketegangan. Bila tidak dapat ditutup primer, luka ditutup dengan split thickness skin graft. Pada donor full thickness skin graft setelah
pengambilan graft harus dijahit
karena lapisan yang diambil tidak menyisakan asesori kulit yang mengandung
unsur-unsur epitel sehingga tidak memungkinkan terjadi epitelialisasi.1
2.10 Cara Perawatan Skin Graft
Bila diyakini tindakan hemostasis darah
reipien telah dilakukakan dengan baik dan fiksasi skin graft telah dilakukan dengan baik, balutan dibuka pada hari
ke-5 untuk mengevaluasi take skin graft
dan benang fiksasi dicabut. Take dari skin
graft maksudnya adalah telah terjadi revaskularisasi, dimana skin graft memperoleh cukup
vaskularisasi untuk hidup. Disarankan pada penderita paska tindakan skin graft di ekstremitas tetap memakai
pembalut elastik sampai pematangan graft
kurang lebih 3-6 bulan.
Bila diduga akan adanya seroma,
hematoma atau bekuan darah dibawah kulit sebaiknya dalam waktu 24-48 jam
dilakukan pengamatan skin graft, oleh
karena terjadi seroma, hematoma atau bekuan darah dibawah skin graft akanmengurangi kontak graft dengan resipien sehingga akan menghalangi take dari skin graft tersebut. Pada pengamatan ini
dilakukan pembukaan balutan dengan hati-hati jangan sampai merusak graft. Seroma, hematoma atau bekuan
darah harus segera dievakuasi dengan melakukan insisi kecil pada skin graft tepat diatas seroma, hematoma
atau bekuan darah tersebut dan selanjutnya dilakukan pembalutan kembali. Bila
evakuasi tersebut dilakukan dalam waktu 24 jam pertama maka graft masih dapat
terjamin take 100%.1,2
2.11 Perawatan
Luka Daerah Donor
Pada donor split thickness skin graft, balutan baru dibuka setelah proses
epitelisasi. Pada daerah donor terjadi penyembuhan atau epitealisasi untuk thin split thickness skin graft 7-9
hari, intermediate split thickness skin
graft 10-14 hari sedangkan thick
split thickness skin graft memerlukan 14 hari
atau lebih. Perawatan split thickness
skin graft secara umum diambil rata-rata 14 hari. Luka donor full thickness skin graft diberlakukan
seperti luka jahitan biasa yaitu hari ke-3
kontrol luka dan hari ke-7 jahitan dapat diangkat.1
2.12 Kegagalan
Tindakan Skin Graft
Penyebab kegagalan tindakan skin graft yaitu :
1. Hematoma dibawah skin graft
Hematoma
atau perdarahan merupakan penyebab kegagalan skin graft yang paling penting.
Bekuan darah dan seroma akan menghalangi kontak dan proses revaskularisasi,
sehingga tindakan hemostasis yang baik harus dilakukan sebelum penempelan skin graft.
2.
Pergeseran skin graft
Pergeseran akan menghalangi atau
merusak jalinan hubungan (revaskularisasi) dengan resipien. Harus diusahakan
terhindarnya daerah operasi dari geseran dengan cara fiksasi dan imobilisasi
yang baik.
3.
Daerah resipien yang kurang
vital
Suplai darah yang kurang
baik pada daerah resipien, misalnya daerah bekas crush injury, akan mengurangi kemungkinan take, kecuali
telah dilakukan
debridement yang adekuat. Penempelan skin
graft pada daerah yang avaskuler seperti tulang, tendon, syaraf membuat
tindakan skin graft gagal.
4. Infeksi
Merupakan penyebab kegagalan yang sebenarnya tidak sering. Infeksi
luka ditentukan oleh keseimbangan antara daya tahan luka dan jumlah mikroorganisme.
Bila jumlah mikroorganisme lebih dari 104/gram jaringan kemungkinan
terjadinya infeksi yaiu 89%, sedangkan bila jumlah mikroorganisme dibawah 104/gram
jaringan kemungkinan terjadi infeksi yaitu 6%. Pada luka-luka dengan jumlah
mikroorganisme lebih dari 105/gram jaringan hampir dipastikan akan
selalu gagal.
5.
Tekhnik yang salah
- Menempelkan skin graft pada daerah berepitel (sel basal epidermis) dipermukaan
- Penempelan skin graft terbalik.
- Skin graft terlalu tebal
BAB III
KESIMPULAN
Skin
graft merupakan tindakan memindahkan sebagian atau seluruh tebalnya kulit dari
donor ke resipien, Skin graft terbagi menjadi Split thickness skin graft dan
Full thickness skin graft, keduanya dibedakan menurut ketebalan kulit yang
diambil untuk melakukan skin graft. skin graft membutuhkan revaskularisasi
untuk menjamin kelangsungan hidup kulit yang dipindahkan tersebut.
Syarat
agar mendapatkan hasil skin graft yang baik antara lain, waskularisasi resipien
yang baik, kontak yang akurat antara skin graft dengan resipien, dan
imobilisasi.
Penyebab terjadinya
kegagalan tindakan skin graft harus selalu dievaluasi. Antara lain, hematoma
dibawah skin graft, pergeseran skin graft, suplai darah pada daerah resipien
kurang baik, infeksi ataupun tekhnik yang salah. Oleh karena itu, skin graft
harus selalu di evaluasi, evakuasi seroma atau hematom pada skin graft dalam 24-48 jam setelah skin graft, maka
revaskularisasi masih akan terjamin 100%.
DAFTAR PUSTAKA
1. Lubis RD. Skin Graft. Departemen
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara. USU e-repository. 2008
2. Reus WF, Mathes SJ. Wound Closure.
In Plastic Surgery : Principal and Practice. St.louis. Mosby.1990. 97-109
3. Sjamsuhidajat R, Jong WD. Buku Ajar
Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC. 2004.
4. Saputro AA. Konsultasi Kesehatan (tentang aku, kamu dan
kita). http://indonesiaindonesia.com/f/46721-konsultasi-kesehatan/index7.html
[diakses pada tanggal 10 Mei 2012]
5. Bibbo C. Research
: Wisonsin Foot & Ankle Institute
VERSAJET™ Hydrosurgery Technique for the Preparation of Full Thickness Skin Grafts and the Creation of Retrograde Split Thickness Skin Grafts. http://www.wisconsinfootandankleinstitute.com/research/versajet-hydrosurgery-technique-for-the-preparation-of-full-thickness-skin-grafts-and-the-creation-o.php [diakses pada tanggal 12 September 2012]
VERSAJET™ Hydrosurgery Technique for the Preparation of Full Thickness Skin Grafts and the Creation of Retrograde Split Thickness Skin Grafts. http://www.wisconsinfootandankleinstitute.com/research/versajet-hydrosurgery-technique-for-the-preparation-of-full-thickness-skin-grafts-and-the-creation-o.php [diakses pada tanggal 12 September 2012]
6. Anonym. Braithwaite, Cobbett or Watson Skin Graft Knife 9901 9904
9902 9905 9903 9906. http://www.scalpelsandblades.co.uk/handle-detail_233_braithwaite-cobbett-or-watson-skin-graft-knife-9901-9904-9902-9905-9903-9906.php [diakses pada tanggal 12 September 2012]
7. Anonym. Electric dermatome. http://www.kmle.co.kr/search.php?Search=electric+dermatome&SpecialSearch=HTMLWebHtdig&Page=2
[diakses pada tanggal 10 September
2012].
8. Anonym. Tie over dressing. http://www.kmle.co.kr/search.php?Search=tie+over+dressing&Page=2
[diakses pada tanggal 12 September
2012].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar